Para
khalayak berkisah
Pelaut
itu bak raja bermahkota intan dan permata
Bertaburkan
cinta dari semua hiasan maya
Mampu
menginjakkan kaki di alam raya hanya sekerlip mata
Tapi
mereka tak pernah bertanya
Untuk
siapa mereka rela melakukan itu
Perasaan
apa yang ada di dalam hidup saat TUHAN hamparkan alamnya
Yang
ada hanya kekosongan jiwa saat ombak menghantam
Yang
ada hanya kehampaan raga saat badai mencekam
Hanya
wajah tercinta yang kan selalu di kenang
Hanya
suara tersayang yang kan selalu terngiang
Saat
camar merintih tak mengerti suasana hati
Hanya
ada rindu terbatas waktu yang terpatri
Saat
awan putih berubah kelabu lalu menjadi hitam
Hanya
ada do’a yang tak pedulikan siapa kita
Saat
cahaya Rembulan dan bintang redup
Hanya
ada harapan semoga kami bias kembali pulang
Bertemu
dengan keluarga beriring canda tawa
Jadi…!!!
Meski
para khalayak tak pernah bertanya
Kami
akan tetap menjawabnya
Kami
pelaut yang rela berbantalkan ombak
Hanya
untuk kebahagiaan keluarga
Bukan
untuk berfoya-foya
Kami
pelaut yang rela berselimutkan angin
Hanya
untuk mencari bekal masa depan sang buah hati
Bukan
menabur benih cinta pada setiap jangkar tersauh
Kami
pelaut yang rela tepiskan rindu
Hanya
untuk mencari arti jati diri
Bukan
untuk menyombongkan diri
Kami
tak ditempa laksana pasukan
Kami
tak didik seperti priyai
Kami
tak berdasi bagai para bangsawan
Tapi
nyali kami tak pernah bergeming menghadapi topan
Menjadi
pelaut itu menyenangkan
Seperti
ombak
Indah
di pandang tapi sulit tuk di arungi
Tapi
jangan pernah bermimpi menjadi pelaut
Gaya bhsnya lugas, mudah d mengerti unt orang yg awam dgn sastra kyk aq. :)
BalasHapus