Kamis, 19 Januari 2017

"SATU CERITA BERAKHIR CERITA LAINNYA AKAN SEGERA DIMULAI"

Mentari tenggelam ditelan awan kelam.
Senja nan hitam berkecamuk di hati remuk redam.
Dua remaja kehilangan menahan rindu.
Dua remaja kehilangan menanggung beban.
Membawa malam datang mencekam sunyi.
Rembulanpun tak lagi bercanda dengan bintang.
Tak lagi terang jalan berliku dalam kehidupan.
Karena yang tersayang takkan lagi berdendang.
Menanti cobaan, menanti keheningan.
Menelan kebahagiaan, menelan senyuman.
Hilang kini senandung yang selalu ia nyanyikan.
Selamat jalan pelantun tembang kenangan.
Selamat jalan wahai ibuku yang tersayang.

~Pysmbo

Note:
Puisi ini terdapat dalam Novel "IBUKU HIDUP KEMBALI"

SURAT UNTUK ANAKKU




Apa kabar nak.

Ayahmu tak lagi berkeberanian tanpa tawa riangmu.

Bahagiamu adalah sumber seluruh gerakku.

Begitulah hari-hariku kini.

Tua, rapuh, berat dan melelahkan.

Berharap engkau mengerti jika dewasa nanti.

Bagaimana aku melukiskan cinta dan harapan padamu.

Seperti apa ibumu mencurahkan kasih sayang padamu.

Semoga kami masih tetap diberikan kekuatan.

Hingga kau mampu memeluk bintangmu.

Maafkan Ayah.

Kalau dulu tak punya cukup waktu untuk menatapmu saat kau terlelap.

Tak punya cukup waktu untuk memelukmu saat kau bermimpi.

Juga maafkan ibumu yang cerewet.

Namun itu adalah simbol pedulinya padamu.

Semua bapak lakukan hanya untuk mencari secuil harapan untuk bekalmu meniti masa depan.

Semua ibumu lakukan hanya untuk menjadikanmu anak yang tegar.

Terima kasih juga untuk istriku.

Yang rela campakkan lelapnya hanya untuk mengusap linang air mata anakku.
Saat tangisan mereka memecah sunyinya malam.
Dalam bertambahnya usia, semoga kalian mengerti.
Kelak meski sendiri, tapi jangan pernah lupa.
Kasih sayang kami takkan ada akhirnya.

Kecuali senyuman tak mampu bersanding dengan letihnya hari.

Ingat...!

Dari mentari terbit hingga tenggelam di batas ufuk.

Ayah dan ibumu selalu mendoakanmu.

Kami sayang kamu.

Buatlah kami bangga telah membesarkanmu.

~ Pysmbo

Note:
Puisi ini terdapat dalam Novel IBUKU HIDUP KEMBALI

Sabtu, 14 Januari 2017

JIWA MERINDU



Awan jingga senja itu mulai memudar.
Mengantar sang terang entah pergi ke mana.
Lantas gelap mulai menari berbalut sunyi.
Di bawah temaram bulan sabit.
Bayangan wajah nan perkasa masih terlihat jelas.
Matanya bak bintang berkilau menyapu gelap.
Rambutnya hitam selaksa pekatnya malam.
Senyumnya bagai pelangi membelah cakrawala setelah hujan.
Sungguh membuat hati ini menaruh rindu yang teramat dalam.

Tak terasa malam telah begitu larut.
Ragaku terbaring di peraduan yang mulai lapuk.
Namun jiwaku masih saja bersamanya.
Sesaat kemudian lamunanku semburat.
Ketika penunjuk waktu berdenting menandakan pukul tiga pagi.
Segera kubentangkan sajadah dan sesaat larut dalam lantunan doa.
Kuceritakan pada SANG MAHA SEMESTA.
Tentang cinta & rindu.
Tentang takut & cemas akan kehilangan sosok yang kan membimbingku ke surga.

Kau adalah surga dunia dalam hidupku.
Akhlak mulia dan budi pekerti yang tersaji indah.
Mampu menuntunku menuju kamu.
Hingga dirimu menjadi bait-bait doa dalam setiap sujudku.

Lalu bagaimana aku mampu terbangun ke dunia nyata.
Jika harum nafasmu tak dapat kurasa.
Jika sedu sedanmu tak berhias tawa.
Apa cukup dengan senyuman tersungging di bibir.
Atau dengan air mata yang mengalir di pipi.
Atau dengan apa untuk membuktikan bahwa rinduku padamu sungguh tak tertahan.

Wahai sang penyejuk hati
Akan kutunggu kau dengan khitbahmu.
Jemput aku dengan ijab qabulmu.
Maka aku halal untukmu selamanya.
Yaa...!
Selamanya.


~Pysmbo



Note:
Puisi ini pernah diikutsertakan dalam lomba puisi tausyiah cinta dengan tema cinta halal pada akun Instagram @tausyiahku_ (18 November 2015)

Kamis, 05 Januari 2017

KESUCIAN SANG BUNGA PART 4

Kejiwaan Melati kembali terguncang. Bahkan kali ini guncangannya lebih dahsyat. Melati mengunci diri di kamarnya, ia hanya keluar kamar ketika ingin mengambil air wudhu. Dia bermurung diri di dalam kamarnya, tidak ingin menemui dan ditemui oleh siapapun. Bahkan pemuda yang sudah dianggap kakaknya, sang pahlawanpun tak mau dia temui. Sejak pembatalan lamaran itu, Melati jadi jarang makan. Dia hanya makan satu kali dalam sehari.
Warga kota kembali gempar mendengar batalnya pernikahan Melati dengan Arman. Banyak gosip yang berhembus di masyarakat. Keluarga Melati pun sangat malu dengan kejadian ini. Bagi mereka hal ini lebih memalukan dibanding dengan kasus yang menimpa Melati sebelumnya. Karena undangan telah banyak disebarkan pada sanak famili, kerabat dan teman-teman.
Keadaan Melati semakin hari semakin memburuk. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya sangat lemah. Ibu Melati memutuskan untuk kembali memanggil Dokter David untuk merawat anaknya. Ibunya pun menceritakan penyebab terguncangnya kejiwaan Melati pada Dokter David.
“Nak David tolonglah Ibu. Sudah beberapa hari ia mengunci diri di kamarnya. Dia cuman keluar kamar saat makan siang saja, saat orang-orang tak berada di rumah. Dia tak mau bicara pada siapapun bahkan dengan Ibu dan kakaknya sendiri,” jelas Ibu Melati yang saat itu meminta Dokter David menjenguk Melati.
“Cobalah Nak David bujuk dia agar dia mau keluar kamar atau sekedar bicara sama Ibu,” ucap Ibu Melati lagi.
“Baiklah akan saya coba Bu. Ibu teruslah berdo’a agar Melati mau mendengarkan perkataan saya,” sahut Dokter David.
“Melati…ini aku David. Aku harap kamu mendengar perkataanku ini. Ibumu sangat mencemaskanmu, jika kamu tidak ingin bertemu dengan siapapun setidaknya temui dan lihat wajah ibumu yang sangat mengkhawatirkanmu. Aku tahu kamu sangat kecewa dengan sikap Arman tapi kamu harus bangkit. Tunjukkan pada dia kalau kamu wanita yang tegar dan keputusan Arman untuk meninggalkanmu adalah sebuah kesalahan,” ucap Dokter David dari balik pintu mencoba membujuk Melati.
Ada sesuatu benda yang dilempar ke pintu kamar oleh Melati, yang sempat membuat Dokter David kaget.
“Pergi kamu dari sini!! kamu tahu apa tentang perasaanku?!” Sahut Melati dengan penuh kekesalan.
“Mungkin aku memang tidak pernah merasakan secara langsung beban yang kamu tanggung. Tapi setidaknya aku pernah merasakan seperti apa yang Ibumu rasakan sekarang. Dulu Adikku adalah korban pemerkosaan, bahkan umurnya lebih muda dibandingmu. Dia diperkosa saat berumur lima belas tahun oleh seorang pejabat pemerintahan waktu itu. Dia juga sangat terpukul. Kamu beruntung karena pelakunya sudah ditangkap dan diadili. Tapi adikku, pelakunya masih bebas berkeliaran dan dinyatakan tidak bersalah. Bahkan kami sekeluarga dituntut balik karena telah mencemarkan nama baik pejabat itu. Kamu tentu bisa merasakan apa yang dirasakan adikku. Diusia yang belia itu dia sudah harus menanggung penderitaan dan rasa malu yang sangat hebat. Karena beban yang dipikulnya begitu berat, Ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Yang kusesalkan, aku sebagai kakaknya tidak bisa menjaganya dengan baik. Karena itu aku ingin menebus kesalahanku pada adikku dengan mengabdikan diriku pada ilmu kedokteran ini. Agar tidak ada lagi wanita yang mengalami hal yang sama seperti adikku. Aku mohon pikirkanlah Ibumu,”  jelas Dokter David.
Lama tidak ada respon. Beberapa saat kemudian pintu kamar mulai terbuka. Dan Melati keluar dari kamarnya, ia langsung memeluk Ibunya yang sedari tadi menunggunya. Setelah beberapa detik dalam pelukan Ibunya, Melati tiba-tiba pingsan.
Melati pun langsung dibawa ke Rumah Sakit. Melati mengalami dehidrasi dan maag akut.
“Ya Allah..ujian apa lagi yang Kau berikan pada keluarga hambaMu ini. Ampunilah segala dosa-dosa keluarga hamba, berilah kekuatan pada putri hamba ya Allah. Dan berilah ia seorang pendamping yang menyayanginya apa adanya.  Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin,” ucap Ayah Melati berdo’a.
Dokter David yang mendengar do’a Ayah Melati itu pun ikut berdo`a. Dan dia berjanji akan berusaha mengembalikan keceriaan Melati seperti dulu lagi. Dokter David pun menyarankan Ayah Melati untuk mencarikan pria yang mau menikahi Melati.
“Nak David. Bapak tidak tahu, apakah ada pria yang mau menikahi Melati. Bapak bisa saja menyuruh santri Bapak untuk menikahi Melati, tapi Bapak takut pada akhirnya nanti perasaan Melati akan disakiti lagi. Cukup sudah penderitaan yang dialami Melati,” ucap Ayah Melati pesimis.
Beberapa hari kemudian Melati mulai bangkit kembali dari kesakitannya, berkat Dokter David yang selalu memberinya terapi.
                                          ****
Setelah merasa Melati sudah sehat, Dokter David tak lagi ke rumah Melati. Sekitar tiga minggu Dokter David tidak lagi berkunjung ke rumah Melati untuk melakukan perawatan. Akhirnya sore itu, Dokter David datang dengan penampilan yang berbeda dari biasanya.
“Selamat sore,” sapa Dokter David.
“Selamat sore. Nak David tidak biasanya datang sesore ini. Biasanya Nak David melakukan perawatan pada Melati setiap pagi,” sahut Ibu Melati.
“Iya, Nak David kenapa datang sesore ini ?! Nak David juga lama tidak datang ke sini?” Tanya Ayah Melati.
“Maaf sebelumnya. Bapak, Ibu, kedatangan saya kemari memang ingin melakukan perawatan pada Melati. Tapi kali ini perawatannya berbeda, saya harus banyak meluangkan waktu untuk merawat Melati. Perawatan kali ini adalah perawatan yang bersifat seumur hidup. Karena itu juga mugkin Melati akan saya bawa ke tempat saya,” jelas Dokter David penuh tanda tanya.
“Perawatan seperti apa yang Nak David maksudkan? Sehingga Nak David harus membawa Melati ke tempat Nak David dan memerlukan waktu yang selama itu. Bapak dan Ibu kurang memahaminya.” Tanya Ayah Melati kembali.
“Pertama saya ingin menjadi Muallaf, jadi saya mohon Bapak membimbing  saya untuk menjadi seorang muslim yang baik,” ucap Dokter David.
“Yang kedua karena perawatan ini bersifat seumur hidup, saya meminta Bapak dan Ibu menikahkan saya dengan Melati. Maaf atas kelancangan saya ini,”  ucap dokter David kembali dengan penuh kehati-hatian.
Orang tua Melati sangat terkejut mendengar perkataan Dokter David tersebut. Ada perasaan senang namun ada juga perasaan ragu dalam benak orang tua Melati.
“Apa Nak David telah memikirkannya masak-masak? Bapak tidak ingin kalau Nak David menikahi Melati hanya karena rasa kasihan.” Tanya Ayah Melati lagi.
“Bapak dan Ibu, semua itu telah saya pikirkan masak-masak. Bahkan selama tiga minggu ini saya telah berunding dengan keluarga besar saya dan mereka menerima akan keputusan saya untuk menjadi muallaf dan menikahi Melati. Saya menikahi Melati bukan karena rasa kasihan tapi karena rasa kasih sayang. Saya telah banyak melakukan perawatan kepada korban-korban kebejatan laki-laki, tapi diantara semuanya hanya Melati yang begitu tegar menjalani ujian ini. Melati tak pernah sedikit pun berpikiran untuk bunuh diri. Itu yang membuat saya mengaguminya dan berkeinginan untuk terus merawatnya dengan menikahinya.” Jelas dokter David.
Mendengar penjelasan Dokter David itu, Ayah dan Ibu Melati hanya berdiam diri. Mereka ingin Melati mengetahui hal ini dulu dan membiarkan Melati yang mengambil semua keputusan.
                                            ****
“Apa yang Abi katakan? Sehingga Dokter David ingin menikahiku. Apa Abi memaksanya? Dia orang yang baik dan tidak pantas mendapatkan istri sepertiku,” ucap Melati setelah diberitahu orang tuanya, kalau dokter David ingin menikahinya.
“Abi dan Ummi tidak pernah meminta atau memaksa Dokter David untuk menjadi muallaf dan menikahimu. Abi dan Ummi juga terkejut saat mendengar niatnya itu,” sahut Ayah Melati.
“Melati kamu masih ingat nasehat Ummi, kalau jodoh di tangan Allah. Mungkin kamu memang tidak berjodoh dengan Arman tapi mungkin Allah mengingikanmu berjodoh dengan Dokter David. Abi dan Ummi juga tidak memaksakan kamu harus menikah dengan Dokter David. Semua keputusan ada di tanganmu Nak.” sahut Ibu Melati menambahkan.
“Melati, kakak juga masih ingat akan perkataanmu saat kamu hujan-hujanan beberapa bulan yang lalu. Kalau Allah selalu menjawab do’a-do’amu bahkan memberikan lebih dari yang kamu pinta. Mungkin sekarang Allah memberikan seorang pria yang lebih baik dari Arman untukmu,”  ucap Sarah ikut menasehati yang sedari tadi terdiam.
“Abang cuman menyarankan, jika Melati masih bingung, istikharahlah. Minta petunjuk pada Allah, tenangkan hatimu selama beberapa minggu ini. Fokuskan pikiranmu pada niat Dokter David itu,” Ucap Rijal.
                                              *****
Selama dua minggu Melati terus ber-istikharah. Sebenarnya Melati pun sudah mulai mengagumi Dokter David selama proses terapi pengobatannya. Namun hatinya masih ragu. Dan selama itu pula Dokter David terus memperdalam ajaran Islam. Terus belajar pada Ayah Melati.
Waktu terus bergulir, cinta Melati pun perlahan-lahan mulai bersemi kembali pada Dokter David. Melati pun merasa mantap mengambil keputusan untuk menerima lamaran Dokter David. Semua keluarga menyambut baik keputusan Melati itu. Keluarga Dokter David pun menerima kehadiran Melati dengan tangan terbuka.
Seminggu sebelum pernikahan, Dokter David mengucapkan dua kalimat syahadat dibimbing oleh Ayah Melati. Dan Pernikahan Melati dengan Dokter David pun berlangsung sederhana.
“Terimakasih Dok, kamu telah bersedia menikahiku. Walau sebenarnya setengah hatiku masih milik orang lain,” ucap Melati setelah pesta pernikahan berakhir.
“Kenapa masih memanggilku Dok? Sekarang aku ini suamimu, karena itu panggil aku Mas, wahai bungaku. Izinkanlah aku menjadi kumbangmu. Sekarang rasa sayangku padamu semakin bertambah. Karena kamu adalah bunga yang takkan pernah layu dalam hatiku,” Sahut dokter David sambil mencium kening Melati. Merekapun berbahagia.
                                            ****
MELATI…!

TEDUH RASANYA JIWA BILA MENGUCAP NAMA ITU

JIWA YANG KERUH OLEH PILU KESENDIRIAN

SEBUAH NAMA BIASA NAMUN MENYANDANG PARAS AYU

BAK PAHATAN SKETSA ALAM

SEMANGAT RIANGNYA SELAKSA LEMBAYUNG  MELAMBAI

DITERPA SEMILIR ANGIN YANG MEMANGGIL PARA NELAYAN UNTUK BERTEDUH

TUTUR LEMBUTNYA BAGAIKAN PADI YANG MENGUNING

MENUNDUK NAMUN MEMIKAT KALA SANG BAYU MENGAJAKNYA MENARI

SIAPA PEMILIKNYA

PUJANGGAKAH, SASTRAWANKAH, ATAU PARA ROMANSA ?

BUKAN….! BUKAN MEREKA…!

SEMESTALAH YANG BERHAK

SEMESTALAH YANG MEMAHATNYA

SEMESTALAH YANG MENAMAINYA

KALIAN BOLEH MENGENALNYA

KALIAN BOLEH TAHU DI MANA TEMPATNYA

TAPI AKULAH YANG MEMILIKI HATINYA

KALIAN BOLEH MEMANDANGNYA

KALIAN BOLEH MEMEGANGNYA

TAPI INGAT

SAAT HUJAN TURUN MENGANTAR PELANGI UNTUK MENARI

DI SITULAH SUDAH TERTULIS BAHWA DIA ADALAH MILIKKU


                                    *****BERSAMBUNG*****