Kamis, 19 Januari 2017

SURAT UNTUK ANAKKU




Apa kabar nak.

Ayahmu tak lagi berkeberanian tanpa tawa riangmu.

Bahagiamu adalah sumber seluruh gerakku.

Begitulah hari-hariku kini.

Tua, rapuh, berat dan melelahkan.

Berharap engkau mengerti jika dewasa nanti.

Bagaimana aku melukiskan cinta dan harapan padamu.

Seperti apa ibumu mencurahkan kasih sayang padamu.

Semoga kami masih tetap diberikan kekuatan.

Hingga kau mampu memeluk bintangmu.

Maafkan Ayah.

Kalau dulu tak punya cukup waktu untuk menatapmu saat kau terlelap.

Tak punya cukup waktu untuk memelukmu saat kau bermimpi.

Juga maafkan ibumu yang cerewet.

Namun itu adalah simbol pedulinya padamu.

Semua bapak lakukan hanya untuk mencari secuil harapan untuk bekalmu meniti masa depan.

Semua ibumu lakukan hanya untuk menjadikanmu anak yang tegar.

Terima kasih juga untuk istriku.

Yang rela campakkan lelapnya hanya untuk mengusap linang air mata anakku.
Saat tangisan mereka memecah sunyinya malam.
Dalam bertambahnya usia, semoga kalian mengerti.
Kelak meski sendiri, tapi jangan pernah lupa.
Kasih sayang kami takkan ada akhirnya.

Kecuali senyuman tak mampu bersanding dengan letihnya hari.

Ingat...!

Dari mentari terbit hingga tenggelam di batas ufuk.

Ayah dan ibumu selalu mendoakanmu.

Kami sayang kamu.

Buatlah kami bangga telah membesarkanmu.

~ Pysmbo

Note:
Puisi ini terdapat dalam Novel IBUKU HIDUP KEMBALI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar