Kejiwaan Melati kembali
terguncang. Bahkan kali ini guncangannya lebih dahsyat. Melati mengunci diri di
kamarnya, ia hanya keluar kamar ketika ingin mengambil air wudhu. Dia bermurung
diri di dalam kamarnya, tidak ingin menemui dan ditemui oleh siapapun. Bahkan
pemuda yang sudah dianggap kakaknya, sang pahlawanpun tak mau dia temui. Sejak
pembatalan lamaran itu, Melati jadi jarang makan. Dia hanya makan satu kali
dalam sehari.
Warga kota kembali gempar
mendengar batalnya pernikahan Melati dengan Arman. Banyak gosip yang berhembus
di masyarakat. Keluarga Melati pun sangat malu dengan kejadian ini. Bagi mereka
hal ini lebih memalukan dibanding dengan kasus yang menimpa Melati sebelumnya.
Karena undangan telah banyak disebarkan pada sanak famili, kerabat dan
teman-teman.
Keadaan Melati semakin
hari semakin memburuk. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya sangat lemah. Ibu Melati
memutuskan untuk kembali memanggil Dokter David untuk merawat anaknya. Ibunya
pun menceritakan penyebab terguncangnya kejiwaan Melati pada Dokter David.
“Nak David tolonglah Ibu.
Sudah beberapa hari ia mengunci diri di kamarnya. Dia cuman keluar kamar saat
makan siang saja, saat orang-orang tak berada di rumah. Dia tak mau bicara pada
siapapun bahkan dengan Ibu dan kakaknya sendiri,” jelas Ibu Melati yang saat
itu meminta Dokter David menjenguk Melati.
“Cobalah Nak David bujuk
dia agar dia mau keluar kamar atau sekedar bicara sama Ibu,” ucap Ibu Melati
lagi.
“Baiklah akan saya coba
Bu. Ibu teruslah berdo’a agar Melati mau mendengarkan perkataan saya,” sahut
Dokter David.
“Melati…ini aku David.
Aku harap kamu mendengar perkataanku ini. Ibumu sangat mencemaskanmu, jika kamu
tidak ingin bertemu dengan siapapun setidaknya temui dan lihat wajah ibumu yang
sangat mengkhawatirkanmu. Aku tahu kamu sangat kecewa dengan sikap Arman tapi
kamu harus bangkit. Tunjukkan pada dia kalau kamu wanita yang tegar dan
keputusan Arman untuk meninggalkanmu adalah sebuah kesalahan,” ucap Dokter
David dari balik pintu mencoba membujuk Melati.
Ada sesuatu benda yang
dilempar ke pintu kamar oleh Melati, yang sempat membuat Dokter David kaget.
“Pergi kamu dari sini!!
kamu tahu apa tentang perasaanku?!” Sahut Melati dengan penuh kekesalan.
“Mungkin aku memang tidak
pernah merasakan secara langsung beban yang kamu tanggung. Tapi setidaknya aku
pernah merasakan seperti apa yang Ibumu rasakan sekarang. Dulu Adikku adalah
korban pemerkosaan, bahkan umurnya lebih muda dibandingmu. Dia diperkosa saat
berumur lima belas tahun oleh seorang pejabat pemerintahan waktu itu. Dia juga
sangat terpukul. Kamu beruntung karena pelakunya sudah ditangkap dan diadili.
Tapi adikku, pelakunya masih bebas berkeliaran dan dinyatakan tidak bersalah.
Bahkan kami sekeluarga dituntut balik karena telah mencemarkan nama baik
pejabat itu. Kamu tentu bisa merasakan apa yang dirasakan adikku. Diusia yang
belia itu dia sudah harus menanggung penderitaan dan rasa malu yang sangat
hebat. Karena beban yang dipikulnya begitu berat, Ia memutuskan untuk
mengakhiri hidupnya. Yang kusesalkan, aku sebagai kakaknya tidak bisa
menjaganya dengan baik. Karena itu aku ingin menebus kesalahanku pada adikku
dengan mengabdikan diriku pada ilmu kedokteran ini. Agar tidak ada lagi wanita
yang mengalami hal yang sama seperti adikku. Aku mohon pikirkanlah Ibumu,” jelas Dokter David.
Lama tidak ada respon.
Beberapa saat kemudian pintu kamar mulai terbuka. Dan Melati keluar dari
kamarnya, ia langsung memeluk Ibunya yang sedari tadi menunggunya. Setelah
beberapa detik dalam pelukan Ibunya, Melati tiba-tiba pingsan.
Melati pun langsung
dibawa ke Rumah Sakit. Melati mengalami dehidrasi dan maag akut.
“Ya Allah..ujian apa lagi
yang Kau berikan pada keluarga hambaMu ini. Ampunilah segala dosa-dosa keluarga
hamba, berilah kekuatan pada putri hamba ya Allah. Dan berilah ia seorang
pendamping yang menyayanginya apa adanya.
Amiin Ya Rabbal ‘Alamiin,” ucap Ayah Melati berdo’a.
Dokter David yang
mendengar do’a Ayah Melati itu pun ikut berdo`a. Dan dia berjanji akan berusaha
mengembalikan keceriaan Melati seperti dulu lagi. Dokter David pun menyarankan
Ayah Melati untuk mencarikan pria yang mau menikahi Melati.
“Nak David. Bapak tidak
tahu, apakah ada pria yang mau menikahi Melati. Bapak bisa saja menyuruh santri
Bapak untuk menikahi Melati, tapi Bapak takut pada akhirnya nanti perasaan
Melati akan disakiti lagi. Cukup sudah penderitaan yang dialami Melati,” ucap
Ayah Melati pesimis.
Beberapa hari kemudian
Melati mulai bangkit kembali dari kesakitannya, berkat Dokter David yang selalu
memberinya terapi.
****
Setelah merasa Melati
sudah sehat, Dokter David tak lagi ke rumah Melati. Sekitar tiga minggu Dokter
David tidak lagi berkunjung ke rumah Melati untuk melakukan perawatan. Akhirnya
sore itu, Dokter David datang dengan penampilan yang berbeda dari biasanya.
“Selamat sore,” sapa
Dokter David.
“Selamat sore. Nak David
tidak biasanya datang sesore ini. Biasanya Nak David melakukan perawatan pada
Melati setiap pagi,” sahut Ibu Melati.
“Iya, Nak David kenapa
datang sesore ini ?! Nak David juga lama tidak datang ke sini?” Tanya Ayah
Melati.
“Maaf sebelumnya. Bapak,
Ibu, kedatangan saya kemari memang ingin melakukan perawatan pada Melati. Tapi
kali ini perawatannya berbeda, saya harus banyak meluangkan waktu untuk merawat
Melati. Perawatan kali ini adalah perawatan yang bersifat seumur hidup. Karena
itu juga mugkin Melati akan saya bawa ke tempat saya,” jelas Dokter David penuh
tanda tanya.
“Perawatan seperti apa
yang Nak David maksudkan? Sehingga Nak David harus membawa Melati ke tempat Nak
David dan memerlukan waktu yang selama itu. Bapak dan Ibu kurang memahaminya.”
Tanya Ayah Melati kembali.
“Pertama saya ingin
menjadi Muallaf, jadi saya mohon Bapak membimbing saya untuk menjadi seorang muslim yang baik,”
ucap Dokter David.
“Yang kedua karena
perawatan ini bersifat seumur hidup, saya meminta Bapak dan Ibu menikahkan saya
dengan Melati. Maaf atas kelancangan saya ini,”
ucap dokter David kembali dengan penuh kehati-hatian.
Orang tua Melati sangat
terkejut mendengar perkataan Dokter David tersebut. Ada perasaan senang namun
ada juga perasaan ragu dalam benak orang tua Melati.
“Apa Nak David telah
memikirkannya masak-masak? Bapak tidak ingin kalau Nak David menikahi Melati
hanya karena rasa kasihan.” Tanya Ayah Melati lagi.
“Bapak dan Ibu, semua itu
telah saya pikirkan masak-masak. Bahkan selama tiga minggu ini saya telah
berunding dengan keluarga besar saya dan mereka menerima akan keputusan saya
untuk menjadi muallaf dan menikahi Melati. Saya menikahi Melati bukan karena
rasa kasihan tapi karena rasa kasih sayang. Saya telah banyak melakukan
perawatan kepada korban-korban kebejatan laki-laki, tapi diantara semuanya
hanya Melati yang begitu tegar menjalani ujian ini. Melati tak pernah sedikit
pun berpikiran untuk bunuh diri. Itu yang membuat saya mengaguminya dan
berkeinginan untuk terus merawatnya dengan menikahinya.” Jelas dokter David.
Mendengar penjelasan
Dokter David itu, Ayah dan Ibu Melati hanya berdiam diri. Mereka ingin Melati
mengetahui hal ini dulu dan membiarkan Melati yang mengambil semua keputusan.
****
“Apa yang Abi katakan?
Sehingga Dokter David ingin menikahiku. Apa Abi memaksanya? Dia orang yang baik
dan tidak pantas mendapatkan istri sepertiku,” ucap Melati setelah diberitahu
orang tuanya, kalau dokter David ingin menikahinya.
“Abi dan Ummi tidak
pernah meminta atau memaksa Dokter David untuk menjadi muallaf dan menikahimu.
Abi dan Ummi juga terkejut saat mendengar niatnya itu,” sahut Ayah Melati.
“Melati kamu masih ingat
nasehat Ummi, kalau jodoh di tangan Allah. Mungkin kamu memang tidak berjodoh
dengan Arman tapi mungkin Allah mengingikanmu berjodoh dengan Dokter David. Abi
dan Ummi juga tidak memaksakan kamu harus menikah dengan Dokter David. Semua
keputusan ada di tanganmu Nak.” sahut Ibu Melati menambahkan.
“Melati, kakak juga masih
ingat akan perkataanmu saat kamu hujan-hujanan beberapa bulan yang lalu. Kalau
Allah selalu menjawab do’a-do’amu bahkan memberikan lebih dari yang kamu pinta.
Mungkin sekarang Allah memberikan seorang pria yang lebih baik dari Arman
untukmu,” ucap Sarah ikut menasehati
yang sedari tadi terdiam.
“Abang cuman menyarankan,
jika Melati masih bingung, istikharahlah. Minta petunjuk pada Allah, tenangkan
hatimu selama beberapa minggu ini. Fokuskan pikiranmu pada niat Dokter David
itu,” Ucap Rijal.
*****
Selama dua minggu Melati
terus ber-istikharah. Sebenarnya Melati pun sudah mulai mengagumi Dokter David
selama proses terapi pengobatannya. Namun hatinya masih ragu. Dan selama itu
pula Dokter David terus memperdalam ajaran Islam. Terus belajar pada Ayah
Melati.
Waktu terus bergulir,
cinta Melati pun perlahan-lahan mulai bersemi kembali pada Dokter David. Melati
pun merasa mantap mengambil keputusan untuk menerima lamaran Dokter David.
Semua keluarga menyambut baik keputusan Melati itu. Keluarga Dokter David pun
menerima kehadiran Melati dengan tangan terbuka.
Seminggu sebelum
pernikahan, Dokter David mengucapkan dua kalimat syahadat dibimbing oleh Ayah
Melati. Dan Pernikahan Melati dengan Dokter David pun berlangsung sederhana.
“Terimakasih Dok, kamu
telah bersedia menikahiku. Walau sebenarnya setengah hatiku masih milik orang
lain,” ucap Melati setelah pesta pernikahan berakhir.
“Kenapa masih memanggilku
Dok? Sekarang aku ini suamimu, karena itu panggil aku Mas, wahai bungaku.
Izinkanlah aku menjadi kumbangmu. Sekarang rasa sayangku padamu semakin bertambah.
Karena kamu adalah bunga yang takkan pernah layu dalam hatiku,” Sahut dokter
David sambil mencium kening Melati. Merekapun berbahagia.
****
MELATI…!
TEDUH RASANYA JIWA BILA MENGUCAP NAMA ITU
JIWA YANG KERUH OLEH PILU KESENDIRIAN
SEBUAH NAMA BIASA NAMUN MENYANDANG PARAS AYU
BAK PAHATAN SKETSA ALAM
SEMANGAT RIANGNYA SELAKSA LEMBAYUNG MELAMBAI
DITERPA SEMILIR ANGIN YANG MEMANGGIL PARA NELAYAN
UNTUK BERTEDUH
TUTUR LEMBUTNYA BAGAIKAN PADI YANG MENGUNING
MENUNDUK NAMUN MEMIKAT KALA SANG BAYU MENGAJAKNYA
MENARI
SIAPA PEMILIKNYA
PUJANGGAKAH, SASTRAWANKAH, ATAU PARA ROMANSA ?
BUKAN….! BUKAN MEREKA…!
SEMESTALAH YANG BERHAK
SEMESTALAH YANG MEMAHATNYA
SEMESTALAH YANG MENAMAINYA
KALIAN BOLEH MENGENALNYA
KALIAN BOLEH TAHU DI MANA TEMPATNYA
TAPI AKULAH YANG MEMILIKI HATINYA
KALIAN BOLEH MEMANDANGNYA
KALIAN BOLEH MEMEGANGNYA
TAPI INGAT
SAAT HUJAN TURUN MENGANTAR PELANGI UNTUK MENARI
DI SITULAH SUDAH TERTULIS BAHWA DIA ADALAH MILIKKU
*****BERSAMBUNG*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar