Rekaman acara
pernikahan Armanpun sudah di tangan Melati.
Rekaman
itu terus saja diputar di ruang tamu, kadang ditonton sendiri, kadang ditonton
bersama keluarga yang lain, tapi tetap saja tidak menemukan gambar yang berarti. Hingga
suatu saat ketika rekaman itu diputar, Sultan
anak Sarah yang kebetulan diajak ke rumah kakeknya itu ikut melihat. Di salah
satu adegan saat mempelai wanita melambaikan tangan, di situlah Sultan menunjuk sesuatu
seraya berkata pada ibunya,
“Ma sultan beliin kalung
kayak itu, ada huruf R tergantung dari Rijaldi, Sultan kan sayang sama ayah,” rengek
Sultan.
Mendengar
itu Melati lalu mengeluarkan CD rekaman itu dan memutarnya dengan menggunakan
laptop. Setelah
sampai ke gambar yang ditunjuk Sultan
tadi, Melati memperjelas dan benar mempelai wanita itu memakai kalung dengan
huruf R menggantung di lehernya.
Di gambar yang lain
Melati juga menemukan wajah lelaki yang berada di Rumah Sakit itu.
Melatipun
memberitahukan kepada suaminya, Sarah dan Rijal juga Jabbar yang sengaja
diminta untuk berkumpul.
Sedangkan
Ayah dan Ibu Melati tidak diberitahu. Mereka
sudah terlalu tua, Melati sengaja membiarkan mereka menjalani sisa hidupnya
dengan bahagia.
“Mempelai wanita itu memakai
kalung dengan huruf R, namanya adalah Rani Puspita
Sari
sedangkan lelaki itu juga tampak di acara pernikahan itu. Jadi
lelaki itu sepertinya bekerja untuk mempelai wanita itu, mungkin sebagai
pengawal pribadinya,”
ucap Melati mencoba menganalisa.
“Kalau
memang benar seperti itu, kenapa sampai menyuruh Jaki untuk melakukan hal bejat itu,” sahut Sarah dengan penuh tanya.
“Mungkin mempelai wanita
ini cemburu, dia mencintai Arman, tapi Arman saat itu memilih Melati. Karena
sakit hati mungkin dia menyuruh anak buahnya untuk melakukan hal itu, dan
memberikan informasi kepada Arman bahwa Melati sudah dibawa Jaki. Dengan
seperti itu, Arman akan membenci Melati dan akhirnya
Rani bisa
menikahi
Arman. Itulah pemikiranku,”
jawab Dokter David.
Semua terdiam
mendengar penjelasan Dokter David.
Semua
seakan-akan melayang dengan imajinasinya
masing-masing. Hanya
Jabbar saja yang bengong sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, Jabbar tidak
mengerti tentang situasi seperti ini.
Karena semua keputusan
itu hanya berdasarkan kemungkinan, dari pada pusing sendiri mencari jawaban
kenapa, kenapa dan kenapa, akhirnya semua data yang didapat dilimpahkan ke
kepolisian. Dengan
informasi dari Jaki juga data yang diberi Melati, polisi lalu mengembangkan
kasus Melati yang sudah lama terhenti.
Polisi
terus mengawasi dan mencari bukti untuk menangkap lelaki itu.
Akhirnya
lelaki itu tertangkap dengan bukti kuat dengan kasus pemerasan. Selama proses interogasi, Melati dan
Dokter David selalu ikut melihat dan mendengarkan dari luar ruangan. Semua tuduhan yang
dituduhkan ke lelaki itu dia terima dengan pasrah, karena dengan adanya bukti
kuat lelaki itu tak bisa lagi mengelak.
Akan tetapi
lelaki itu membantah dengan jelas tuduhan bahwa dia pernah menyuruh Jaki untuk
membonceng Melati.
Jakipun kembali di interogasi bergantian
dengan lelaki itu di ruangan yang sama. Melati dan Dokter David tetap
menyaksikan itu, dengan sedikit kekerasan akhirnya Jaki mengaku. Tapi
Jaki meminta agar Melati dihadirkan di hadapannya untuk mendengar langsung
darinya, karena Melati sedang berada di luar ruangan, Melati dan Dokter David
akhirnya dipersilahkan masuk ke dalam ruangan. Melati berdiri dengan di peluk Dokter
David dari belakang, itupun dilakukan karena Dokter David takut Melati kembali
melakukan hal-hal yang aneh. Jaki mulai menceritakan semuanya.
“Maafkan
aku sekali lagi Melati,”
ucap Jaki.
Melati hanya terdiam
mendengar itu, sepertinya Melati akan menangis. Melati menggigit kuku
jarinya untuk menghilangkan rasa
kekhawatiran itu.
“Sebenarnya
semua cerita itu adalah bohong, semua adalah karanganku, hanya dua hal yang
benar dari ceritaku,”
ucap Jaki kembali.
Melati tetap saja
terdiam. Air
matanya pelan-pelan mulai
menetes. Sepertinya
Melati sudah tahu kelanjutan cerita Jaki.
“Tentang aku disuruh
lelaki bertato untuk memboncengmu adalah bohong, itu adalah siasatku untuk
menjeratnya masuk ke dalam penjara.
Karena
lelaki itu sering memeras gerombolanku.
Lelaki
itu seenaknya memukul dan meminta apapun pada kami karena hanya dia bekerja
pada pengusaha kaya, jadi aku memanfaatkan kejadian ini, sekarang aku berterima
kasih padamu, berkat kamulah lelaki itu tertangkap,” ucap Jaki
menjelaskan.
“Juga tentang aku. Saat itu aku bukan
dari tempat
temanku yang berada di pasar di belakang masjid. Itu
bohong. Aku memang sengaja mengikutimu. Dan
sengaja juga mengajakmu. Sebenarnya
aku bukan ingin menyakitimu, tapi aku ingin memberitahukanmu, tapi kamu tidak
pernah memberiku kesempatan,”
ucap Jaki melanjutkan ceritanya.
“Sebenarnya aku ingin memberitahumu,
jika kamu tidak pantas menikah dengan Arman.
Walaupun dia anak seorang Pejabat, dia berlaku
lembut dan baik di depanmu dan keluargamu, tapi di belakangmu dia adalah
penjudi. Dia juga sering mabuk,
aku tahu semua karena dia sering melakukan itu bersamaku. Tapi saat itu aku
berada di bawah pengaruh alkohol, entah kenapa aku berubah menyakitimu. Itulah
kebenarnanya, aku tidak ingin melihat kamu tersakiti oleh sifat asli Arman,” ucap Jaki.
Mendengar
itu Melati menangis, tapi hanya meneteskan air matanya. Melati masih mampu
menghadapi semua cerita yang diutarakan Jaki.
“Itulah kebenaran yang
pertama. Kebenaran yang kedua
adalah sejak aku mengenalmu, aku sudah mencintaimu, tapi aku takut menyampaikan
rasa hatiku padamu.
Aku
merasa tidak pantas, orang yang selalu mengganggu masyarakat, orang yang tak
punya harta benda, orang yang tidak tau mengaji tak pantas mendapatkanmu, mendapatkan bunga suci
sepertimu,” ucap Jaki sambil
menangis.
“Sudah
cukup kamu permainkan hidupku Jaki. Aku harap hukuman ini, akan membuatmu sadar
dan bertaubat,” sahut Melati dengan isak tangis yang ditahan.
Melatipun segera
berpaling menangis
dalam pelukan Dokter David,
suaminya.
Melati
dan Dokter David kembali pulang. Melati
sudah bisa mengatasi emosinya. Melati merasa dirinya sangat beruntung. Sesampai di rumah, Melati menceritakan
semua kepada keluarganya.
Tapi saat itu Melati meminta satu hal lagi kepada Jabbar yang kebetulan hadir. Sebenarnya
Jabbar sangat keberatan akan permintaan
Melati itu. Namun karena
dipaksa dan disuruh oleh Ayah Melati, akhirnya Jabbar mau melakukan permintaan
itu. Dengan
disaksikan semua keluarga termasuk Ibu
Fatimah,
Melati meminta Jabbar untuk berdiri di tengah-tengah keluarga. Setelah
itu Melati meraih tangannya, mencium tangan Jabbar
seraya berucap,
“Terima kasih Kak.”
Lalu
Melati memeluk Jabbar dengan tetesan air mata. Tak
sengaja membawa Sarah ikut berdiri dan memeluk mereka, disusul Dokter David,
Rijal, Ibu
Fatimah,
Ibu dan Ayah Melati.
Semenjak
saat itulah mereka memulai hidup dengan
lembaran baru. Melupakan segala keperihan.
DUHAI CINTA
LEWAT DESIRAN ANGIN
MALAM KUSAMPAIKAN PERASAANKU
AKU TAHU ENGKAU SEDANG
MENATAPKU DI BALIK AWAN
JANGAN BERSEDIH…!
AKU AKAN MENJADI APA
YANG KAU PINTA
COBA KAMU LIHAT
TAK ADA LAGI BUTIRAN
AIR YANG MENETES DARI MATAKU
AKU TAU INI SEMUA
BUKAN INGINMU
TUHANLAH YANG
MEMILIHKAN JALAN TERBAIK UNTUK KITA
AKU BUKAN ORANG YANG
LEMAH DAN RAPUH LAGI
KARENA RERUNTUHAN LUKA
ITU TELAH KU BUANG
BADAI DERITA ITU TELAH
KU HEMPASKAN
HUJAN UJIAN ITU TELAH
KU REDAM DENGAN KESABARAN
AKU AKAN MENJADI
WANITA TERHEBAT SEPERTI YANG KAU PINTA
SEKALI LAGI JANGAN
MENANGIS CINTA
KITA LALUI JALAN
PANJANG INI DENGAN SENYUM KEIKHLASAN
KARENA AKU YAKIN
ADA SESUATU YANG INDAH
DI UJUNG PERJALANAN INI
*****BERSAMBUNG*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar