Senin, 10 April 2017

KESUCIAN SANG BUNGA PART 7





Rekaman acara pernikahan Armanpun sudah di tangan Melati. Rekaman itu terus saja diputar di ruang tamu, kadang ditonton sendiri, kadang ditonton bersama keluarga yang lain, tapi tetap saja tidak menemukan gambar yang berarti. Hingga suatu saat ketika rekaman itu diputar, Sultan anak Sarah yang kebetulan diajak ke rumah kakeknya itu ikut melihat. Di salah satu adegan saat mempelai wanita melambaikan tangan, di situlah Sultan menunjuk sesuatu seraya berkata pada ibunya,
           Ma sultan beliin kalung kayak itu, ada huruf R tergantung dari Rijaldi, Sultan kan sayang sama ayah,” rengek Sultan.
Mendengar itu Melati lalu mengeluarkan CD rekaman itu dan memutarnya dengan menggunakan laptop. Setelah sampai ke gambar yang ditunjuk Sultan tadi, Melati memperjelas dan benar mempelai wanita itu memakai kalung dengan huruf R menggantung di lehernya. Di gambar yang lain Melati juga menemukan wajah lelaki yang berada di Rumah Sakit itu.
            Melatipun memberitahukan kepada suaminya, Sarah dan Rijal juga Jabbar yang sengaja diminta untuk berkumpul. Sedangkan Ayah dan Ibu Melati tidak diberitahu. Mereka sudah terlalu tua, Melati sengaja membiarkan mereka menjalani sisa hidupnya dengan bahagia.
            Mempelai wanita itu memakai kalung dengan huruf R, namanya adalah Rani Puspita Sari sedangkan lelaki itu juga tampak di acara pernikahan itu. Jadi lelaki itu sepertinya bekerja untuk mempelai wanita itu, mungkin sebagai pengawal pribadinya,” ucap Melati mencoba menganalisa.
            “Kalau memang benar seperti itu, kenapa sampai menyuruh Jaki untuk melakukan hal bejat itu,sahut Sarah dengan penuh tanya.
            Mungkin mempelai wanita ini cemburu, dia mencintai Arman, tapi Arman saat itu memilih Melati. Karena sakit hati mungkin dia menyuruh anak buahnya untuk melakukan hal itu, dan memberikan informasi kepada Arman bahwa Melati sudah dibawa Jaki. Dengan seperti itu, Arman akan membenci Melati dan akhirnya Rani bisa menikahi Arman. Itulah pemikiranku,” jawab Dokter David.
Semua terdiam mendengar penjelasan Dokter David. Semua seakan-akan melayang dengan imajinasinya masing-masing. Hanya Jabbar saja yang bengong sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, Jabbar tidak mengerti tentang situasi seperti ini.
Karena semua keputusan itu hanya berdasarkan kemungkinan, dari pada pusing sendiri mencari jawaban kenapa, kenapa dan kenapa, akhirnya semua data yang didapat dilimpahkan ke kepolisian. Dengan informasi dari Jaki juga data yang diberi Melati, polisi lalu mengembangkan kasus Melati yang sudah lama terhenti. Polisi terus mengawasi dan mencari bukti untuk menangkap lelaki itu.
Akhirnya lelaki itu tertangkap dengan bukti kuat dengan kasus pemerasan. Selama proses interogasi, Melati dan Dokter David selalu ikut melihat dan mendengarkan dari luar ruangan. Semua tuduhan yang dituduhkan ke lelaki itu dia terima dengan pasrah, karena dengan adanya bukti kuat lelaki itu tak bisa lagi mengelak. Akan tetapi lelaki itu membantah dengan jelas tuduhan bahwa dia pernah menyuruh Jaki untuk membonceng Melati.
Jakipun kembali di interogasi bergantian dengan lelaki itu di ruangan yang sama. Melati dan Dokter David tetap menyaksikan itu, dengan sedikit kekerasan akhirnya Jaki mengaku. Tapi Jaki meminta agar Melati dihadirkan di hadapannya untuk mendengar langsung darinya, karena Melati sedang berada di luar ruangan, Melati dan Dokter David akhirnya dipersilahkan masuk ke dalam ruangan. Melati berdiri dengan di peluk Dokter David dari belakang, itupun dilakukan karena Dokter David takut Melati kembali melakukan hal-hal yang aneh. Jaki mulai menceritakan semuanya.
            “Maafkan aku sekali lagi Melati,” ucap Jaki.
 Melati hanya terdiam mendengar itu, sepertinya Melati akan menangis. Melati menggigit kuku jarinya untuk menghilangkan rasa kekhawatiran itu.
            “Sebenarnya semua cerita itu adalah bohong, semua adalah karanganku, hanya dua hal yang benar dari ceritaku,” ucap Jaki kembali.
 Melati tetap saja terdiam. Air matanya  pelan-pelan mulai menetes. Sepertinya Melati sudah tahu kelanjutan cerita Jaki.
            Tentang aku disuruh lelaki bertato untuk memboncengmu adalah bohong, itu adalah siasatku untuk menjeratnya masuk ke dalam penjara. Karena lelaki itu sering memeras gerombolanku. Lelaki itu seenaknya memukul dan meminta apapun pada kami karena hanya dia bekerja pada pengusaha kaya, jadi aku memanfaatkan kejadian ini, sekarang aku berterima kasih padamu, berkat kamulah lelaki itu tertangkap,” ucap Jaki menjelaskan.
            Juga tentang aku. Saat itu aku bukan dari tempat temanku yang berada di pasar di belakang masjid. Itu bohong. Aku memang sengaja mengikutimu. Dan sengaja juga mengajakmu. Sebenarnya aku bukan ingin menyakitimu, tapi aku ingin memberitahukanmu, tapi kamu tidak pernah memberiku kesempatan,” ucap Jaki melanjutkan ceritanya.
            Sebenarnya aku ingin memberitahumu, jika kamu tidak pantas menikah dengan Arman. Walaupun dia anak seorang Pejabat, dia berlaku lembut dan baik di depanmu dan keluargamu, tapi di belakangmu dia adalah penjudi. Dia juga sering mabuk, aku tahu semua karena dia sering melakukan itu bersamaku. Tapi saat itu aku berada di bawah pengaruh alkohol, entah kenapa aku berubah menyakitimu. Itulah kebenarnanya, aku tidak ingin melihat kamu tersakiti oleh sifat asli Arman,” ucap Jaki.
Mendengar itu Melati menangis, tapi hanya meneteskan air matanya. Melati masih mampu menghadapi semua cerita yang diutarakan Jaki.
            Itulah kebenaran yang pertama. Kebenaran yang kedua adalah sejak aku mengenalmu, aku sudah mencintaimu, tapi aku takut menyampaikan rasa hatiku padamu. Aku merasa tidak pantas, orang yang selalu mengganggu masyarakat, orang yang tak punya harta benda, orang yang tidak tau mengaji tak pantas mendapatkanmu, mendapatkan bunga suci sepertimu, ucap Jaki sambil menangis.
            “Sudah cukup kamu permainkan hidupku Jaki. Aku harap hukuman ini, akan membuatmu sadar dan bertaubat,” sahut Melati dengan isak tangis yang ditahan.
  Melatipun segera berpaling menangis dalam pelukan Dokter David, suaminya.
            Melati dan Dokter David kembali pulang. Melati sudah bisa mengatasi emosinya. Melati merasa dirinya sangat beruntung. Sesampai di rumah, Melati menceritakan semua kepada keluarganya. Tapi saat itu Melati meminta satu hal lagi kepada Jabbar yang kebetulan hadir. Sebenarnya Jabbar sangat keberatan akan permintaan Melati itu. Namun karena dipaksa dan disuruh oleh Ayah Melati, akhirnya Jabbar mau melakukan permintaan itu. Dengan disaksikan semua keluarga termasuk Ibu Fatimah, Melati meminta Jabbar untuk berdiri di tengah-tengah keluarga. Setelah itu Melati meraih tangannya, mencium tangan Jabbar seraya berucap,
            Terima kasih Kak.
            Lalu Melati memeluk Jabbar dengan tetesan air mata. Tak sengaja membawa Sarah ikut berdiri dan memeluk mereka, disusul Dokter David, Rijal, Ibu Fatimah, Ibu dan Ayah Melati. Semenjak saat itulah mereka memulai hidup dengan lembaran baru. Melupakan segala keperihan.

DUHAI CINTA
LEWAT DESIRAN ANGIN MALAM KUSAMPAIKAN PERASAANKU
AKU TAHU ENGKAU SEDANG MENATAPKU DI BALIK AWAN
JANGAN BERSEDIH…!
AKU AKAN MENJADI APA YANG KAU PINTA
COBA KAMU LIHAT
TAK ADA LAGI BUTIRAN AIR YANG MENETES DARI MATAKU
AKU TAU INI SEMUA BUKAN INGINMU
TUHANLAH YANG MEMILIHKAN JALAN TERBAIK UNTUK KITA
AKU BUKAN ORANG YANG LEMAH DAN RAPUH LAGI
KARENA RERUNTUHAN LUKA ITU TELAH KU BUANG
BADAI DERITA ITU TELAH KU HEMPASKAN
HUJAN UJIAN ITU TELAH KU REDAM DENGAN KESABARAN
AKU AKAN MENJADI WANITA TERHEBAT SEPERTI YANG KAU PINTA
SEKALI LAGI JANGAN MENANGIS CINTA
KITA LALUI JALAN PANJANG INI DENGAN SENYUM KEIKHLASAN
KARENA AKU YAKIN
ADA SESUATU YANG INDAH DI UJUNG PERJALANAN INI 

*****BERSAMBUNG*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar