Kamis, 13 April 2017

RINDU HATI



Mentari menjenguk pagi dengan sinarnya.
Biasi embun memantul menyelinap ke dalam kamarku dari sela jendela.
Sinarnya terjatuh berbaris di samping tempat tidur yang lapuk.
Ku buang mata untuk melihatnya. 
Ternyata embun itu enggan bergulir.
Enggan jatuh ke tanah.
Karena takut terserap lalu musnah.
Kemudian sudut pandangku melihat secarik kertas kusam di atas meja.
Di situ tertulis kenangan kita.
Kenangan dulu saat kita habiskan malam melihat bintang yang menghilang satu persatu.
Memang kini kau tak lagi di sampingku.
Meninggalkan aku dan kenanganmu.
Akupun juga sudah menitipkan kenanganku padamu untuk selalu menemanimu.
Kita memang jauh terpisah.
Sudah tak ada lagi jawaban dari rasa yang perlu kita tunggu.
Tapi bila saja engkau tahu.
Meski wajahmu tlah terhapuskan.
Tapi tutur lembut saat kau merayu kala aku merajuk.
Masih sangat ku rindu.
Pernah ku coba berlari dan bersembunyi tuk membunuh rindu ini.
Namun tetap saja tak bisa.
Semakin ku mencoba berpaling.
Semakin kuat perasaan itu mengakar di relung hati.
Apakah kau juga merasakan seperti itu.
Lalu dengan apa aku harus melupakanmu.
Jika kau tahu caranya.
Beritahu aku.
Biar rindu ini tak mati dan bersemayam di dalam hati.
Karena sangat tak elok kalau kita sudah menempuh hidup baru.
Tapi masih ada yang lain untuk di rindu.
Ku ucapkan sekali lagi.
Aku sudah berusaha melupakanmu.
Tapi Aku tak bisa mendustai hatiku.
Untuk munafiki semua rasaku.
Kini yang ku bisa hanya haturkan maaf jika aku tak mampu melupakanmu.
Ku haturkan itu karena jika kenangan itu menghilang.
Maka ada sesuatu yang menghilang juga dari hidupku.
Yaitu....
Cinta sejati.

Pysmbo 030117 balikpapan.
Surat balasan dari rumit
For marco marcelino hitipeuw indonesia - belanda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar